Jabariyah dan Qodariyah

Written By Ze2 on Kamis, 28 Juni 2012 | 09.54


A.    JABARIYAH
1.      Asal-usul Pertumbuhan Jabariyah
Faham Al-Jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Faham Al-Jabar juga dikembangkan oleh tokoh lainnya diantaranya Al-Husain bin Muhammad An-Najr dan Ja’ad bin Dirrar. Faham Al-Jabar sejak awal periode Islam. Benih-benih itu terlihat pada masa Rasulullah tentang taqdir dan qadha’ dan qadar. Namun Al-Jabar sebagai pola pikir dan aliran yang dianut, dipelajari dan dikembangkan baru terjadi pasa pemerintahan Daulah Bani Umayyah.
2.       Para Pemuka Jabariyah dan Doktrin-doktrinnya
Menurut Asy-Syaratsani, Jabariyah dapat dikelompokkan mejadi dua bagian, ekstrim dan moderat.
a.      Ekstrim
Doktrin Jabariyah ekstrim berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Diantara pemuka jabariyah ekstrim  adalah sebagai berikut :
1.      Jahm bin Sufyan
Pendapat Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah sebagai berikut :
o   Manusia tidak mampu berbuat apa-apa.
o   Surga dan neraka tidak kekal.
o   Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
o   Kalam Tuhan adalah makhluk.
2.      Ja’ad bin Dirham
Doktrin pokok yang secara umum sama dengan pikiran Jahm, Al-Ghurabi menjelaskan sebagai berikut :
o   Al-Qur’an itu adalah makhluk.
o   Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk.
o   Manusia dipaksa oleh Allah dalam segala-galanya.
b.      Moderat
Jabariyah moderat mengatakan bahwa Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia. Tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Yang termasuk tokoh Jabariyah Moderat adalah sebagai berikut :
1.      An-Najjar
Diantara pendapat-pendapatnya adalah:
o   Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
o   Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
2.       Adh-Dhihar
Diantara pendapat-pendapatnya adalah :
o   Suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak hanya ditimbulkan oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia itu sendiri.
o   Manusia turut berperan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
o   Tuhan dapat dilihat di akhirat melalui indra keenam.
o   Hujjah yang dapat diterima setelah Nabi adalah Ijtihad.
o   Hadist ahad tidak dapat dijadikan sumber dalam menetapkan hukum.
B.     QODARIYAH
1.      Asal-usul Kemunculan Qodariyah
Qodariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Menurut Ahmad Amin ada ahli teologi yang mengatakan bahwa Qodariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al Jauhari dan Ghailan Ad-Dimasyqi. Menurut ilmu nabatah dalam kitabnya Syarh Al-Uyun mengatakan bahwa yang pertama kali memunculkan faham Qadariyah adalah orang Irak yang semula beragama Kristen kemudian masuk Islam dan balik lagi ke agama Kristen .
Para peneliti kesulitan untuk menentukan persoalan pertama kalinya muncul Qodariyah , karena penganut Qodariyah kala itu banyak sekali, di antaranya :
a.       Sebagian terdapat di Irak, buktinya bahwa gerakan ini terjadi pada pengajian Hasan Al-Basri.

b.      Sebagian lain berpendapat bahwa faham ini muncul di Damaskus. Diduga disebabkan oleh pengaruh orang-orang Kristen yang banyak dipekerjakan di istana-istana khalifah.
2.      Doktrin-doktrin Qodariyah.
Diantara doktrin-doktrin Qodariyah adalah sbb :
a.       Bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya.
b.      Segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri.




0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
berita unik