Puasa Bid’ah dan Syirik

Written By Ze2 on Kamis, 06 September 2012 | 17.21


Shaum dengan pengertian menahan sesuatu yang dapat membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari masih dibagi lagi dalam tiga macam. Ibnu Taimiyah berkata: “Sesungguhnya syari’at membagi hari menjadi tiga macam dilihat dari hubungannya dengan Shaum. Pertama; hari-hari yang dikhususkan untuk shaum baik yang diwajibkan seperti Ramadhan atau yang disunnahkan seperti hari Arofah dan Asyura’. Kedua; hari yang secara mutlak dilarang  untuk melakukan shaum, seperti pada hari raya idul fitri dan idul adha. Ketiga; hari-hari yang  dilarang bagi kita untuk mengkhususkan sebagai hari untuk shaum.
Berbagai jenis puasa kadang dilakukan orang atas petunjuk dukun, kadang pula dilakukan oleh dukun atas bisikan dari setan, atau yang diyakini sebagian orang musyrik sebagai arwah leluhur. Adapun diantara puasa-puasa yang bid’ah dan syirik adalah sebagai berikut:
1.      Puasa Mutih,yaitu puasa tidak makan dan minum, pada saat berbuka harus makan makanan yang tidak berasa baik manis, asam, asin, atau makanan yang bernyawa dan hanya minum air putih saja.
2.      Puasa Pati Geni,yaitu puasa yang tidak makan dan minum, tidak tidur dan tempat puasanya harus ditempat yang benar-benar gelap baik pada siang hari bahkan malam hari, tidak ada lampu sedikitpun.
3.      Puasa Ngeluwang,yaitu puasa tidak makan dan minum dengan masuk kedalam lubang di bawah tanah.
4.      Puasa Ngelowong,yaitu puasa tidak makan dan minum, tidak tidur, tetapi boleh berada di luar rumah.

5.      Puasa Ngidang, yaitu puasa tidak makan dan minum,  tidak boleh tidur dan hanya diperbolehkan berbuka dengan makan makanan dari dedaunan yang masih muda daunnya.
6.      Puasa Ngepel,yaitu puasa tidak makan dan minum, tidak boleh tidur yang hanya diperbolehkan memakan nasi sebanyak sekepal selama sehari semalam.
7.      Puasa Ngebleng,yaitu puasa tidak makan dan minum, tidak boleh tidur juga tidak boleh melihat matahari atau sinar lampu sedikitpun.
8.      Puasa Ngasrep, yaitu puasa tidak makan dan minum, tidak boleh tidur dan waktu berbuka hanya boleh makan makanan yang dingin dan minuman yang dingin pula tanpa bumbu atau rempah-rempah.
Jika dilihat puasa-puasa macam di atas yang disyaratkan sungguh sangat berat dilaksanakan, tetapi ada saja sebagaian manusuia  yang melaksanakannya walaupun harus menyiksa diri karenanya. Adapun letak kesesatannya adalah tujuan dilakukannya puasa di atas tidak lain hanyalah menuju pada jin dan tidak kepada Allah, dan sumber puasa di atas adalah berasal dari nenek moyang  yang menganut animisme, dinamisme, atau berakultrasi dengan budaya Hindu, kejawen ditambah kreasi dari para dukun atau jin itu sendiri yang membisikinya. Dan tujuan utamanya yang akan dicapai adalah memperoleh sautu ilmu kesaktian, tenaga dalam, kekebalan, ilmu pelet dan lain sebagainya.






0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
berita unik