Untuk mengapresiasi dengan benar titik temu pertama antara Islam dan Kristen yang diperlukan bagi umat yang beragama Kristen adalah agar mereka sadar akan kelemahan Kristiani di periode zaman itu. Maka ada tiga hal penting yang perlu diketahui tentang kelemahan-kelemahan mereka di zaman itu.
Pertama, adalah golongan Kristen Ortodoks, yakni Gereja Besar pada umumnya, yang terlalu dekat diasosiasikan dengan kekaisaran Byzantine setelah menjadi agama resmi negeri kekaisaran ini pada kekuatan Konstantine. Haruskah masyarakat Mekah menjadi penganut agama Kristen yang setia, tak pelak lagi, mereka dalam beberapa segi telah menjadi subyek bagi kekuasaan Byzantine. Walaupun demikian, demi interes mereka kepada perdagangan, maka penting bagi mereka untuk mempertahankan netralitas antara kekaisaran Byzantine dan kekaisaraan Sassanian. Sekitar tahun 590 Masehi atau agak terkemudian sedikit, seorang Mekah yang bernama Utsman Ibnu Al-Huwairits yang beragama Kristen itu, agaknya mencoba mengajak masyarakat Mekah untuk menerima agama Kristen sebagai sejenis pengertian dengan menyatakan dia telah dapat mengajak perkampungan-perkampungan khusus tertentu dari bangsa Byzantine; dan barangkali aspek keagamaan yang baik sebaik pretensi-pretensinya kepada keagungan yang menjadikan mereka itu menolak rencana ajakan Al-Huwairits ini.
Kedua, teologi Yunani resmi sebagai didefinisikan oleh konsili-konsili ekumenikal yang menjadi terlalu abstrak dan secara sempurna berada di luar genggaman pemahaman orang Kristen awam. Golongan Monofisit dan golongan Nestorian dalam mendefinisikan posisi mereka menentang rumusan-rumusan resmi Greja Besar, juga nyaris menjadi abstrak. Ini berarti bahwa sebagian umat Kristen yang berada di Mekah sekiranya diketemukan ketidakmampuan mereka menjelaskan seluk beluk ajaran Kristen. Tidak heran kalau ide-ide mereka itu tidak cukup dan malah salah tentang Kristiani yang belakangan ada di Mekah, namun inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab umat Kristen dengan sendirinya.
Ketiga dan yang terakhir, penolakan golongan Kopti, Yakobit, dan Nestorian, oleh karena Gereja Besar hampir pasti merupakan suatu faktor mudahnya bagi perpindahan agama mereka untuk masuk ke agama Islam. Maka secara esensial, keputusan Gereja Besar yang bersifat heretik (bid'ah) itu adalah suatu kegagalan untuk membuat ketetapan yang benar bagi keanekaragaman kultural diantara umat Kristen sendiri. Maka umat Kristen hari ini seyogyanya berfikir serius tentang fakta tersebut di tanah air tumpah darah agama mereka yang sebenarnya telah digantikan oleh agama Islam, dan ummat Kristen hendaknya mempertanyakan apakah Tuhan telah menitahkan kejadian ini mengenai sebab kegagalan umat Kristen.
0 komentar:
Posting Komentar