Ritual Memburu Kesaktian

Written By Ze2 on Kamis, 06 September 2012 | 17.58


            Telah disebutkan, bahwa sebab utama setan mau membantu dukun adalah ketika dukun mau mengabdi kepada setan dan mendurhakai Allah. Soal cara transaksi dan jenis perjanjian hanyalah sebuah wahana sebuah warna dan ornamen belaka, dan bentuknya pun sangat bervariasi.
            Intinya dukun harus memberikan loyalitas penuh kepada jin, sehingga tidak heran dan tidak dipungkiri lagi, setan meminta tumbal nyawa orang yang paling dicintainya. Itu semua semata-mata agar setan yakin akan loyalitas dukun kipadanya. Cara manapun yang ditempuh, semuanya pasti bermuara kepada pengagungan kepada setan atau mengalihkan peribadahan kepada selain Allah.
            Di antara bentuk transaksi dan ritual yang paling sering dilakukan oleh dukun atau orang yang ingin menjadi dukun dan ortang sakti adalah sebagai berikut:
1.      Menyepi dan Semedi
Menyepi dan bersemedi telah menjadi tradisi para calon dukun dan para pemburu kesaktian. Ritual ini juga menjadi pelajaran paket di padepokan-padepokan yang mengajarkan ilmu kesaktian. Tempat pelaksanaannya pun dipilih tempat-tempat keramat dan angker. Atau yang diyakini ada penghuninya (sing bahurekso), seperti di bawah pohon besar, kuburan, batu punden, pantai laut selatan, segala macam bentuk goa dan lain sebagainya.
Tradisi menyepi ini biasa dilakukan sebagai langkah awal untuk mendapatkan bisikan “wisik”. Sedangkan ritual selanjutnya tergantung petunjuk ghaib yang didapat dari semedi tersebut. Meskipun terkadang dilakukan pula oleh orang yang sudah mendapatkan kesaktian sebagai “perpanjangan kontrak” atau menjaga keharmonisan dengan jin yang membantunya termasuk ketika orang memburu benda pusaka.
Padahal Rasulullah menjelaskan dalam sabdanya:
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat dan pelet adalah syirik”(HR: Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Belakangan ini, istilah semedi sering disebut juga dengan meditasi. Meskipun tidak semua penganut meditasi sepakat dengan persamaan istilah ini, begitupula sebaliknya, yang jelas dari penampakan maupun hakikatnya tidak jauh berbeda.
Meditasi berasal dari bahasa Inggris “meditation” yang kemudian diucapkan dalam bahasa Indonesia menjadi meditasi, dalam bahasa Sansekerta dikenal dengan istilah samadhi yang kemudian oleh masyarakat kita terutama yang berkultur jawa disebut dengan “semedi”atau ”tata brata”.
Menurut Sri Mulyono Hartono, pendiri atau pimpinan dari pelatih “Prana Meditasi Group” mengatakan bahwa meditasi adalah salah satu upaya penjernihan bathin yakni dengan pengendapan pikiran, rasa dan emosi untuk mecinptakan ketanangan bathin.
Cara meditasi pengendapan pikiran, rasa dan emosi untuk menciptakan ketenangan bathin menurut para meditor adalah sebagai berikut:
a.       Duduk bersila secara santai dan tenang, seluruh otot harus dikendorkan.
b.      Menutup mata kemudian bernafas secara wajar dan kosongkan pikiran.
c.       Lupakan semua masalah yang ada, biarkan bayangan-bayangan atau fikiran-fikiran yang datang dalam hati sampai merasa keheningan yang total.
Sedangkan jika ingin bermeditasi untuk mendapatkan energi atau kekuatan ghaib ditambah dengan niat menarik energi Ilahi, dengan memusatkan fikiran pada cakra-cakra tubuh dengan mengucapkan wirid atau mantera, dengan pengolahan nafas dan lain sebagainya.

2.      Kungkum (Berendam di Air)
Aktivitas ini hampir menjadi program standar bagi orang yang ingin mendapat kedaktian sejak dulu. Menurut Drs. RM Setyadji Pantjawidjaja, ketua umum Yayasan Swagotra Budaya Jawa Tengah, ritual kungkum telah ada pada masyarakat Jawa sejak pasa pra-Hindu.
Ritual ini mengalami akultrasi dengan tradisi Hindu, maknanya ritual kungkum adalah pencampuran antara tradisi aliran animisme dan dinamisme kafir, dengan tradisi hindu. Sama sekali jelas bukan bagian dari ajaran Islam.
Menurut mereka, ritual kungkum dimaksudkan sebagai media pembersihan diri baik secara jasmani maupun rohani, kebersihan diri merupakan prasyarat mutlak bagi manusia yang ingin mendekatkan diri dengan Tuhan. Manusia yang bersih jiwa dan raga, dapat mendengar aksa wakia (suara Tuhan) atau bahkan berkomonikasi dengan Tuhan. “Ibarat kaca mata, kalau bening dapat untuk melihat dengan jelas”.

Padahal andai saja mereka mendapatkan bisikan, dalam bahasa orang Islam, bisikan itu adalah dari setan. Jelas bukan firman Tuhan, dan memang setan menyampaikan wahyu kepada walinya dari golongan manusia. Firman Allah:
“Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”.(Qs: Al-An’am: 112).
Adapun alasan ritual kungkum itu bisa menjadi wahana untuk mensucikan diri, jelas bertentangan dengan aqidah Islam, dalam Islam, bukan dengan ritual kungkum untuk mensucikan jasmani dan rohani tetapi dengan amalan keta’atan dan taubat nasuha.
3.      Ruwatan
Ruwatan menjadi tradisi para  paranormal, juga order yang biasanya datang dari dukun untuk dikerjakan oleh orang yang menggunakan jasanya. Pengertian ruwatan dalam bahasa Jawa kuno, ruwat berarti lebur (melebur) atau membuang. Ruwatan adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari dominasi energi negatif yang dalam bahasa Jawa kuno disebut Sengkala dan Sukerta.
Orang yang diruwat adalah orang yang ingin mengikis energi negatif berupa sengkala dan sukerta yang melekat pada dirinya, yaitu diri setiap orang sebagai efek dari dosa dan kesalahan.
Ruwatan ini memiliki beberapa jenis di antaranya:
a.      Ruwatan Sukerta
Adalah pangruwatan bagi anak yang terlahir sebagai anak tunggal (ontang-anting), dua bersaudara lelaki semua ( uger-uger lawang), dua bersaudara perempuan semua (kembang sepasang), tiga bersaudara satu perempuan ditengah (sedang kapit pancuran) dan lain sebagainya. Pada dasarnya ruwatan ini bersifat permohonan agar anak tersebut selanjutnya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di masa hidupnya akan tetapi permohonan ini ditujukan kepada jin.
b.      Ruwatan Sengkala
Ruwatan bagi orang yang dalam perjalanan hidupnya mendapat hambatan dalam rejeki, karier, jodoh, kesehatan termasuk di dalamnya adalah bagi pasangan suami istri yang mendapat gangguan dalam kehidupan pernikahannya oleh kehadiran orang ketiga atau godaan lainnya.
c.       Ruwatan Lembaga
Adalah pangruwatan untuk kesuksesan suatu lembaga atau organisasi usaha, maupun ruwatan untuk negara.
Prosesi ruwatan adalah bentuk kesesatan karena di dalamnya berisi pemujaan terhadap dewa dewi, pemberian sesaji atau pun prosesi mandi bunga yang kental dengan nuansa kesyirikan. Tradisi ruwatan jika dilakukan untuk seseorang dinyatakan bisa menghilangkan aura negatif pada diri seseorang. Jika dilakukan untuk suatu desa atau kampung, katanya bisa juga membuang sial atau potensi buruk dan mencegah terjadinya malapetaka.
4.      Puasa Bid’ah dan Syirik
Ada beberapa jenis puasa yang lazim digunakan para pencari ilmu kesaktian untuk memperoleh ilmu yang diinginkannya, dalam puasa ritual untuk kesaktian, ada bentuk-bentuk puasa dengan persyaratan yang harus dipenuhi lagi tergantung bentuk dan jenis ilmu kesaktian yang ingin diperolehnya. Adapun di antara puasa-puasa itu anda bisa lihat di sini.






0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
berita unik