Tujuan pendidikan dalam Islam tidak lain hanyalah untuk menjadikan masyarakat muslim yang sempurna dan berbudi baik serta memiliki kecerdasan spritual yang tinggi. Sehingga dengan demikian sisitem pembinaan harus ditetapkan dan ditentukan dengan terperinci dan tertata rapi dengan baik sesuai dengan aspek-aspek yang ada, yang menjadikan syarat untuk mengantarkan manusia menuju sebuah keberadaan kemanusiaan yang pantas menyandang predikat muslim.
Adapun aspek-aspek yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
1. Aspek Fikriyah Tsaqofiyah
Proyek pembinaan dalam pendidikan Islam antar lain adalah membekali pribadi-pribadi muslim dengan wawasan-wawasan pemikiran yang sebanyak-banyaknya. Baik wawasan pemikiran yang Islami maupun pemikiran jahily yang mengharuskan manusia untuk mengoptimalkan fungsi akal.
Itulah sebabnya banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an yang mengajak akal manusia untuk melanglang buana ke sana kemari dalam rangka pemenuhan fikriyah agar tidak terjadi kejumudan atau kedangkalan berfikir.
2. Aspek Ruhiyah dan Iltizam
Aspek ini berguna sebagai pengontrol fungsi akal dan sebagai barometer besar tidaknya komitmen seseorang kepada Islamnya. Keluwasan wawasan berfikir tanpa diimbangi sebuah komitmen dan keta’atan terhadap Islam akan membuahkan model-model intelektual yang jarang melakukan ritualisasi keislaman.
Bahkan jika demikian akan terjadi lebih parah lagi dengan mengadili Tuhan sebagai sang peletak syari’at, dengan mengatakan banyak ayat-ayat-Nya yang keliru atau Al-qur’an tidak sesuai dengan zaman. Semuanya diakibatkan karena kegersangan ruhiyah dan komitmen terhadap Islam itu sendiri.
3. Aspek Jasmani
Pendidikan Islam tidak hanya mengutamakan dan mengandalkan hal-hal yang bersifat ma’nawiyah, namun juga diarahkan untuk memperbaiki aspek jasmani yang ada pada diri manusia.
Wujud nyata pada pendidikan jasmani adlah bagaimana Islam menyuruh dan membimbing manusia agar supaya selalu hidup bersih dan sebisa mungkin menghindari hal-hal yang bisa melemahkan badan. Karena salah satu cara untuk memperjuangkan tujuan mulia dalam pendidikan Islam dibutuhkan pribadi-pribadi yang tangguh jasmani. Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah”. (HR: Bukhari).
4. Aspek Loyalitas
Banyak kita jumpai mereka yang lama berkiprah dalam arena pendidikan Islam, namun loyalitasnya tidak jelas atau bingung kemana hasil pembinaan itu diarahkan. Ketidakjelasan loyalitas ini berawal dari kebodohan di dalam membuat atandar penentu atau tujuan hidup, sehingga mudah sekali terkena imbas kegoncangan dalam pola fikir yang terjadi.
Jadi tidak heran lagi, jika masih banyak para ilmuan muslim yang terjun dalam dunia pendidikan Islam namun loyalitasnya diberikan kepada para musuh-musuh Allah yang secara langsung tidak mereka sadari.
Di antara keempat aspek di atas merupakan salah satu bentuk aspek yang harus diterapkan dan kaji lebih mendalam dalam dunia pendidikan Islam, karena itu menjadi salah satu bagian pondasi untuk kelancaran berjalannya pendidikan dalam Islam itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar