Hakikat Manusia Menurut Filsafat

Written By Ze2 on Minggu, 15 Juli 2012 | 04.49


Filsuf merumuskan manusia sebagai “a symbolic animal”. Sebuah simbol bersifat multidimensional. Bahasa simbol sangat khusus berperan dalam bahasa cinta dan bahasa religius. Lain lagi dengan Karl Marx. Ia menemukan keunggulan manusia dalam pekerjaannya. Maka, manusia juga disebut makhluk yang bekerja. Banyak definisi lainnya yang muncul untuk merumuskan kekhasan manusia di tengah makhluk lainnya di dunia ini. Manusia dirumuskan sebagai an ethical being, an aesthetical being, a metaphysical being, a religious being.
Kemampuan refleksi diri yang menjadi kekhasan manusia itu menjadi sumber dari berbagai ciri lainnya: rasionalitas, ingatan kembali, kesadaran akan kematian, kemampuan bunuh diri, aspirasi religius dan lain-lain. Refleksi-diri juga merupakan aktivitas yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dengan kemampuan refleksi-nya, manusia memiliki keterbukaan terhadap dunia (openness to the world), tidak dibatasi oleh naluri dan stimulus spesifik. Dengan demikian manusia mampu mengimbangi kelemahan nalurinya dengan kebebasan dan rasionalitas. Kemampuan reflektif membuat manusia mampu menghadapi dirinya dan realitas lainnya sebagai objek. Ia dapat mengambil jarak terhadap lingkungannya. Dengan demikian kemampuan refleksi diri manusia merupakan dasar dari perbedaan-perbedaan yang lain dengan binatang.

Menurut Jean Paul Sartre (1905-1980), manusia merupakan suatu proyek ke masa depan yang tidak mungkin didefinisikan. Manusia adalah sebagaimana ia diperbuat oleh dirinya sendiri. Ia adalah masa depannya. Moral dan etika harus diciptakan oleh manusia sendiri. Kita adalah kebebasan total, "kita dihukum untuk bertindak bebas". Inilah kemegahan dan sekaligus kemalangan bagi kita, sebab kebebasan mengandung juga tanggung-jawab. Kita bertanggung-jawab atas seluruh eksistensi kita dan bahkan kita bertanggung-jawab atas semua manusia karena terus-menerus kita adalah manusia yang memilih dan dengan memilih diri kita sendiri, kita sekaligus memilih untuk semua orang. Dari tanggung-jawab yang mengerikan ini lahirlah kecemasan atau keputus asaan.
Pada dasarnya hakikat Manusia adalah hakikat Adam karena Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, hakikat manusia antara lain berpikir, makan, minum, sex, refleksing, belajar, dan lain-lain. Manusia adalah makhluk yang berpikir karena setiap manusia selalu mempunyai masalah tetapi tergantung pada manusianya itu sendiri apakah dia sadar akan adanya masalah pada dirinya sendiri. Manusia yang berpikir adalah manusia yang bertanya, jika manusia tidak bertanya maka dia tidak berpikir, seperti bertanya kepada dirinya sendiri

Sumber Bacaan






0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
berita unik